Secara harfiah, “Bebras” adalah kata dalam bahasa Lithuania, yang berarti “berang-berang” dalam bahasa Indonesia. Prof. Valentina Dagiene dari Universitas Vilnius, Lithuania adalah yang mencetuskan gagasan Bebras Computational Thinking Challenge, yang saat ini diikuti oleh lebih dari 55 negara di dunia.

Bebras adalah sebuah inisiatif internasional yang tujuannya adalah untuk mempromosikan Computational Thinking (Berpikir dengan landasan Komputasi atau Informatika), di kalangan guru dan murid mulai tingkat SD, serta untuk masyarakat luas.

Cara untuk promosi adalah dengan menyelenggarakan kegiatan kompetisi secara daring (on line), yang disebut sebagai “Tantangan Bebras”. Tantangan Bebras bukan hanya sekedar untuk menang. Selain untuk berlomba, tantangan Bebras juga bertujuan agar siswa belajar Computational Thinking selama maupun setelah lomba.

Di Indonesia, kompetisi dapat dilaksanakan di sekolah yang mempunyai cukup komputer, atau di universitas pembina.

Selama Kompetisi, siswa harus memberikan solusi untuk persoalan yang disebut “Soal Bebras”. Soal-soal yang bertema komputasi/informatika ini dirancang semenarik mungkin, dan seharusnya dapat dijawab oleh siswa tanpa pengetahuan sebelumnya tentang komputasi atau informatika.

Setiap soal Bebras mengandung aspek komputasi atau informatika dan dimaksudkan untuk menguji bakat peserta untuk berpikir komputasi atau informatika. Untuk menjawab soal-soal Bebras, secara alamiah, siswa dituntut untuk berpikir terkait dengan informasi, struktur diskrit, komputasi, pengolahan data, serta harus menggunakan konsep algoritmik.